top of page

Uterine Fibroids 101: Mengenal Fibroid Rahim dan Gejalanya


*Artikel ini telah diperiksa oleh dr. Agani Salsabila.


Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa salah satu masalah kesehatan reproduksi yang paling umum bagi wanita adalah fibroid. Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu sendiri: Seberapa baik, sih, saya mengenal masalah kesehatan ini?


Nyatanya, fibroid umum terjadi dan dapat menyebabkan gangguan saat menstruasi. Jika kamu pernah mengalami menstruasi yang berkepanjangan atau pendarahan di luar menstruasi, hal ini bisa merupakan gejala fibroid.


Mari kita mengenal masalah reproduksi wanita ini lebih baik! Inilah segala hal yang perlu kamu ketahui soal fibroid.


Apa itu fibroid?

Fibroid, biasa dikenal sebagai fibroid rahim atau leiomioma uteri, adalah tumor yang tumbuh di area rahim. Fibroid sangat umum terjadi, bahkan Mount Elizabeth Hospital mengatakan bahwa 30% wanita memiliki fibroid. Meskipun berupa tumor, fibroid tergolong non kanker (tumor jinak), tidak ada bukti bahwa fibroid dapat berkembang menjadi kanker. Faktanya, hanya 1 dari 1.000 fibroid bersifat ganas.


Terdapat empat jenis fibroid berdasarkan letaknya. Pada umumnya fibroid tumbuh dari lapisan dalam uterus (endometrium), disebut submucosal fibroids. Jika muncul di antara otot rahim (miometrium), fibroid disebut intramural fibroids, sedangkan fibroid yang tumbuh di lapisan luar rahim (perimetrium) disebut subserosal fibroids.


Apa penyebab munculnya fibroid?

Sayangnya, tidak ada informasi pasti terkait penyebab fibroid dan mengapa wanita mengalaminya. Namun ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan munculnya fibroid:

  • Riwayat kesehatan keluarga: The Office on Women’s Health US mengatakan bahwa perempuan dengan ibu yang pernah mengalami fibroid lebih berisiko.

  • Obesitas: Menurut National Health Service UK, berat badan berlebih meningkatkan kadar hormon estrogen, yang bisa menjadi faktor terbentuknya fibroid.

  • Asupan daging merah yang tinggi: Daging merah seperti daging sapi, babi, dan kambing dapat meningkatkan risiko terkena fibroid karena kandungan lemaknya yang tinggi dapat meningkatkan level hormon estrogen. Kalau kamu mengalami fibroid, asupan daging merah yang tinggi juga bisa memperburuk gejalanya.

  • Tekanan darah tinggi: Sebuah studi menyatakan bahwa tekanan darah tinggi dapat menyebabkan cedera sel otot polos atau pelepasan sitokin (jenis protein yang mengatur kekebalan tubuh dan inflamasi), meningkatkan kemungkinan tumbuhnya fibroid.

Selain itu, usia pun berperan dalam meningkatkan risiko timbulnya fibroid. The Office on Women’s Health US mengatakan bahwa wanita yang berada di usia 30-an dan 40-an hingga mencapai menopause lebih rentan terhadap fibroid.


Apa saja gejala fibroid?

Walaupun fibroid umum dialami wanita, gejalanya seringkali tidak disadari. Bahkan hanya satu dari empat wanita menunjukkan gejala fibroid, menurut laporan Mount Elizabeth Hospital.


Lakukan check-up ke dokter apabila kamu mengalami gejala berikut ini:

  • Darah menstruasi yang bertambah

  • Menstruasi berkepanjangan

  • Pendarahan di luar menstruasi

  • Nyeri panggul, punggung bawah, atau perut bagian bawah

  • Sering buang air kecil

  • Nyeri setelah berhubungan seks


Apakah fibroid berbahaya?

The short answer: No, it’s not! Fibroid jarang berkembang menjadi kanker, dan fibroid pun jarang menyebabkan masalah kesehatan serius. Meskipun begitu, gejala fibroid dapat menyebabkan gejala yang kurang nyaman. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mencari bantuan medis jika kamu mengalami gejala fibroid.


Apakah fibroid bisa menghambat kehamilan?

Karena fibroid memberi tekanan pada endometrium (lapisan terdalam rahim), jenis tumor ini dapat memengaruhi kehamilan. Tekanan yang disebabkan oleh fibroid dapat membuat embrio sulit menempel pada dinding rahim, sehingga mengganggu proses implantasi.


Bagaimana cara mengatasi fibroid?

Ada sejumlah cara untuk merawat fibroid, tergantung gejala yang kamu alami, tingkat keparahannya, dan usia. Untuk gejala ringan, pada umumnya dokter akan diresepkan pil birth control (pil KB) atau obat hormonal untuk meregulasi hormon, sehingga pertumbuhan fibroid terhambat.


Fibroid yang berukuran besar dan menghambat aktivitas sehari-harimu kemungkinan besar perlu diangkat melalui operasi. Jenis operasi untuk mengangkat fibroid pun beragam, disesuaikan dengan tipe dan ukuran fibroid:

  • Miomektomi: Pengangkatan fibroid dari dinding rahim melalui perut. Jenis pembedahan ini tidak akan mengangkat sel-sel pada rahim, sehingga biasanya menjadi pilihan untuk wanita yang berencana untuk hamil.

  • Histerektomi: Pada dasarnya pembedahan ini mengangkat rahim. Histerektomi dianggap efektif untuk mengatasi fibroid dan dilakukan saat fibroid berukuran besar, menyebabkan pendarahan hebat, dan pada pengidap yang sudah atau mendekati menopause, atau tidak berencana untuk hamil.

Ada pula prosedur non bedah yang dapat dilakukan, seperti:

  • Ablasi endometrium (endometrial ablation): Peluruhan lapisan dinding rahim menggunakan partikel kecil, seperti laser, kawat, dan arus listrik, untuk mengurangi pendarahan akibat fibroid.

  • Myolisis: Penghancuran fibroid menggunakan arus listrik atau laser.

  • Uterine Fibroid Embolization: Biasa disebut sebagai UFE, prosedur non bedah ini mengurangi suplai darah fibroid dengan menyuntikkan partikel plastik atau gel ke dalam pembuluh darah. Prosedur ini bertujuan untuk memperkecil ukuran fibroid.


***


Artikel ini bertujuan untuk menyampaikan informasi dari dokter dan praktisi medis. Artikel ini bukan, dan tidak dimaksudkan sebagai, pengganti saran ahli medis, diagnosa, atau pengobatan, dan tidak boleh diandalkan untuk nasihat medis tertentu.


We crack open taboos and talk about all things reproductive health. Follow UMA on Instagram.

bottom of page